5 tahun lalu ada segunung harapan berlabuh di hati. Ingin berlayar jauh, sejauh tiupan angin sahara. Semangat baja tanpa kenal lelah, mendayung dengan sampan keterbatasan. Duri serta sayatan rimba beringasnya realita tak surutkan satu jengkal pun impian itu. Bukan tanpa alasan jika itu semua harus kandas di tengah jalan, kalau kemudian itu patut disesali maka hal yang wajar, jika tidak menyesal itu niat namanya.

5 tahun lalu ada sekumpulan kertas masa depan tersusun rapi di meja hitam, di dinding kamar dan di rak buku. Melukiskan kelak akan jadi apa 5 tahun yang akan datang, semua itu terekam jelas. Berangkat dengan semangat pagi hingga terkapar tertelan sesaknya keramaian sudah menjadi konsekuensi saat itu. Ya .. saat itu

5 tahun lalu ada titipan cinta penuh dengan kebanggaan, pengangkat derajat meski baru akan menjadi sesuatu yang dicita-citakan. Do’a, harta, pikiran, tenaga semuanya dikerahkan demi penyesalan yang tak ingin terulang di masanya kala itu. Tapi kini ….

Sekarang sudah lewat 5 tahun sejak cinta penuh dengan kebanggaan itu dititipkan.
Sekarang kertas itu pun hilang entah kemana, yang ada hanya harapan. Harapan ….
Harapan … Harapan …